Syukur , aku blm pernah okname di rumah sakit, dan semoga hal ini tidak pernah terjadi...
Hehe menurutku diokname di rumah sakit itu sangat menyiksa, dan tidak nyaman, disana kita bakal dikasih selang selang penyambung yang terhubung dari jarum yang lumayan gede masuk di salah satu bagian tubuh kita..
belum lagi tubuh yang terasa lengket karena tidak mandi, dan tentunya penderitaan karena penyakit yang kita rasain. Aku bisa beropini seperti ini karena udah beberapa kali aku nunggu orang yang diokname di RS, kebanyakan mereka adalh keluargaku sendiri, terakhir sendiri adalah adik sepupuku.
Seperti nonton sepak bola yang hasil akhirnya masih nol, antara gregetan, tegang spaneng, tegang, dan gemes sendiri, pengen marah tapi gak bisa.., mungkin perasaan itu yang saat itu aku rasain.
Awalnya aku kaget, dapet berita jika sepupuku yang paling deket, masuk RS karena DB, kritis karena telat penangananya.
Dari sini aku jadi bisa tarik kesimpulan jika sistem kesehatan di negara kita belum bisa dikatakan sempurna, sepupuku yang masih berusia antara 1 tahun lebih ini, masuk dalam golongan orang menengah kebawah, jadi orang tuanya jika periksa selalu make KMS.
terhitung 3 kali periksa ke puskesmas terdekat, sang ahli kesehatan cuman bilang ini sakit demam biasa, kemudian diberikan resep obat demam.
Begitu sampe ketiga kalinya..
Tapi adik sepupuku tambah parah dan sampe akhirnya dibawa kerumah sakit , disana kemudian langsung ditangani..
trombositnya turun drastis jadi 35.
Positif kena DB..
Menurutku jadi gak salah banyak anak balita atau bahkan orang dewasa yang akhirnya tidak bisa ditolong karena DB, ini semua bukan semata kesalahan korban tapi sistem penaganan kesehatan di tempat sekitar mereka. Meraka kurang peka dalam pemeriksaan korban, ini sangat perlu diperhatikan, bahkan perlu adanya pendidikan kembali untuk mereka yang sudah ahli, agar bisa memutuskan kondisi penyakit sang pasien.
Coba bayangin klo semua memutuskan hanya dengan feeling..?
Saat ini kondisi sepupuku lumayan agak stabil dari kondisi pertama dia masuk RS, tapi..namanya juga masih anak anak, dia gak paham dengan apa itu okname,
Dengan bringas ia berkali kali nyopot selang infus dan semua yang nepel ditubuhnya sampe darah itu ngalir dengan segar ..wiih serem
aku yang ngelihatnya jadi gemes
Terakhir ini dia merasa kesakitan dengan penyambungan saluran kencing di alat fitalnya, sehingga dokter melepas saluran itu, setelah dilepas Ridwan (sepupuku) merasa sakit di alat fitalnya. Tiap ia akan kencing, karena merasa sulit untuk meluncurkan air seninya, ia kembali anarki, molet molet sambil nangis kenceng, aku jadi sepaneng sendiri antara mau marah dan kasian..
hadeh, kewalahan ..
Coba bayangin klo anak kecil aja masih harus membutuhkan tenaga berekstar ekstra, bagaimana klo udah dewasa tapi belum pernah diokname..apakah se anarki itu..
Mungkin suatu saat jika dimintain tolong nunggu orang sakit di RS, tapi usia dewasa dan blm pernah diokname..
aku cuman bisa bilang
" hehe, maaf saya sudah kenyang.."
wah..
BalasHapus